al akh Abu Ibrahim Abdullah
Sebuah kewajiban yang paling pokok dan mendasar bagi seorang hamba adalah mengenal Rabbnya, mengenal Allah yang telah menciptakannya, memelihara dan memberi rezeki kepadanya, Yang tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak disembah melaikan Dia.
Wajib bagi seorang hamba untuk mengenal Allah dengan pengenalan yang benar yang membuahkan rasa cinta kepada Allah, takut kepada Nya dan beribadah kepadaNya semata.
Berkata Syaikh Muhammad Aman Al Jami Rahimahullah : “ Yaitu pengenalan seorang hamba kepada Allah yang mewajibkan mencintaiNya Subhanahu wata’ala, takut kepadaNya, mengagungkanNya, mengagungkan perintahNya dan syari’atNya. Pengenalan yang mewajibkan muraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah Ta‘ala) dan takut kepadaNya serta puncak cinta kepadaNya, dikarenakan cinta kepada Allah adalah ruh iman, dan iman jika kosong dari cinta kepada Allah seperti jasad yang mati (tanpa ruh –ed)”
(Syarhu Tsasatil Usuul : 21).
Dan pengenalan seorang hamba kepada Allah dengan cara membaca ayat – ayatNya yang menjelaskan tentang keesaan Allah didalam rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma (nama-nama) dan sifatNya. Begitu juga dengan memikirkan ciptaanNya karena itu semua menunjukkan tentang kebesaran dan keagunagn Allah yang menciptakannya.
Pengenalan seorang hamba kepada Allah tidaklah terlealisasi kecuali dengan mengimani empat hal :
Pertama : Beriman kepada wujud (keberadaan) Allah
Sesungguhnya menyakini wujud (keberadaan) Allah adalah perkara fitrah yang Allah fitrahkan kepada manusia sejak lahir. Sebagian besar manusia mengakui wujud (keberadaan) Allah dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali sedikit seperti orang atheis itupun karena kesombongan mereka padahal hati mereka menyakini.
Adanya langit, bumi, matahari bulan dan makhluk lainnya serta keteraturan alam semesta menunjukkan ada yang mencipta dan yang mengaturnya, Dialah Allah yang mencipta dan mengatur alam semesta ini.
Allah Ta’ala berfirman :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
“ Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun (yang menciptakan) ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? “
(Qs. Ath Thur : 35)
Dan Allah Ta’ala berfirman :
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا الليْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
(Qs. Yasin : 40)
Kedua : Beriman kepada rububiyah Allah
Yaitu menyakini bahwasannya Allah adalah Rabb segala sesuatu, pemilik, pencipta, pemberi rezeki yang menghidupkan dan mematikan, yang memberi manfaat dan mudharat (bahaya), yang segala urusan berada ditanganNya. Dan bahwasannya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada sekutu bagi Nya.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam” (QS. Al-Fatihah : 2)
اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
Artinya : “Allah pencipta segala sesuatu “ (QS. Az-Zumar : 62)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
“ Dan tidak ada suatu binatang melatapun dilangit dan dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya” (Qs. Hud : 6)
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ
“ Kepunyaan Allahlah langit dan bumi dan apa yang ada didalamnya “ (Qs. Al Maidah : 120)
Ketiga : Beriman kepada uluhiyah Allah
Yaitu mengesakan Allah didalam ibadah kita, tidaklah kita beribadah melainkan hanya kepada Nya. Seluruh ibadah kita dzahiran (lahiriah) dan Bathinan (hati), seperti doa, menyembelih, nadzar, khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal hanya kita peruntukkan kepada Allah semata.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : “Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan memohon pertolongan” (QS. Al-fatihah : 5)
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”. (QS. An-Nisaa : 36)
Keempat : Beriman kepada asma (nama-nama) dan sifat Allah
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifatNya, dengan menetapkan nama-nama dan sifat Allah yang Allah dan Rasul Nya tetapkan dengan tanpa menyerupakan Allah dengan makhlukNya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura’ : 11)
Pengenalan seorang hamba kepada Allah adalah dengan merealisasikan keimanan terhadap empat hal diatas, beriman kepada wujud (keberadaan) Allah, rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma dan sifatNya. Dan wajib atas seorang hamba untuk mengenal Allah dengan pengenalan yang benar sehingga dia bisa beribadah kepada Allah diatas basihrah (ilmu) dan tidak boleh bodoh atau melalaikan dari mengenal kepada Allah.
Sumber Artikel : Tauhid Yang Pertama,Ilmu,Amal, Dan Dakwah
Berkata Syaikh Muhammad Aman Al Jami Rahimahullah : “ Yaitu pengenalan seorang hamba kepada Allah yang mewajibkan mencintaiNya Subhanahu wata’ala, takut kepadaNya, mengagungkanNya, mengagungkan perintahNya dan syari’atNya. Pengenalan yang mewajibkan muraqabatullah (merasa dalam pengawasan Allah Ta‘ala) dan takut kepadaNya serta puncak cinta kepadaNya, dikarenakan cinta kepada Allah adalah ruh iman, dan iman jika kosong dari cinta kepada Allah seperti jasad yang mati (tanpa ruh –ed)”
(Syarhu Tsasatil Usuul : 21).
Dan pengenalan seorang hamba kepada Allah dengan cara membaca ayat – ayatNya yang menjelaskan tentang keesaan Allah didalam rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma (nama-nama) dan sifatNya. Begitu juga dengan memikirkan ciptaanNya karena itu semua menunjukkan tentang kebesaran dan keagunagn Allah yang menciptakannya.
Pengenalan seorang hamba kepada Allah tidaklah terlealisasi kecuali dengan mengimani empat hal :
Pertama : Beriman kepada wujud (keberadaan) Allah
Sesungguhnya menyakini wujud (keberadaan) Allah adalah perkara fitrah yang Allah fitrahkan kepada manusia sejak lahir. Sebagian besar manusia mengakui wujud (keberadaan) Allah dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali sedikit seperti orang atheis itupun karena kesombongan mereka padahal hati mereka menyakini.
Adanya langit, bumi, matahari bulan dan makhluk lainnya serta keteraturan alam semesta menunjukkan ada yang mencipta dan yang mengaturnya, Dialah Allah yang mencipta dan mengatur alam semesta ini.
Allah Ta’ala berfirman :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
“ Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun (yang menciptakan) ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? “
(Qs. Ath Thur : 35)
Dan Allah Ta’ala berfirman :
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا الليْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
(Qs. Yasin : 40)
Kedua : Beriman kepada rububiyah Allah
Yaitu menyakini bahwasannya Allah adalah Rabb segala sesuatu, pemilik, pencipta, pemberi rezeki yang menghidupkan dan mematikan, yang memberi manfaat dan mudharat (bahaya), yang segala urusan berada ditanganNya. Dan bahwasannya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada sekutu bagi Nya.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam” (QS. Al-Fatihah : 2)
اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
Artinya : “Allah pencipta segala sesuatu “ (QS. Az-Zumar : 62)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
“ Dan tidak ada suatu binatang melatapun dilangit dan dibumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya” (Qs. Hud : 6)
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ
“ Kepunyaan Allahlah langit dan bumi dan apa yang ada didalamnya “ (Qs. Al Maidah : 120)
Ketiga : Beriman kepada uluhiyah Allah
Yaitu mengesakan Allah didalam ibadah kita, tidaklah kita beribadah melainkan hanya kepada Nya. Seluruh ibadah kita dzahiran (lahiriah) dan Bathinan (hati), seperti doa, menyembelih, nadzar, khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal hanya kita peruntukkan kepada Allah semata.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : “Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan memohon pertolongan” (QS. Al-fatihah : 5)
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”. (QS. An-Nisaa : 36)
Keempat : Beriman kepada asma (nama-nama) dan sifat Allah
Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifatNya, dengan menetapkan nama-nama dan sifat Allah yang Allah dan Rasul Nya tetapkan dengan tanpa menyerupakan Allah dengan makhlukNya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura’ : 11)
Pengenalan seorang hamba kepada Allah adalah dengan merealisasikan keimanan terhadap empat hal diatas, beriman kepada wujud (keberadaan) Allah, rububiyahNya, uluhiyahNya dan asma dan sifatNya. Dan wajib atas seorang hamba untuk mengenal Allah dengan pengenalan yang benar sehingga dia bisa beribadah kepada Allah diatas basihrah (ilmu) dan tidak boleh bodoh atau melalaikan dari mengenal kepada Allah.
Sumber Artikel : Tauhid Yang Pertama,Ilmu,Amal, Dan Dakwah
0 comments:
Post a Comment